DISKON TERBATAS! Masukkan kupon "skillbaru" saat checkout di kelas apa saja

Logo Koala Skodev mengetik

Skodev

Belajar coding dalam bahasa Indonesia

APA ITU
Prototype
Pengertian dan Informasi

Prototype adalah tahapan pengembangan produk dengan membuat representasi dari produk yang ingin dikembangkan berdasarkan ide yang sudah ditentukan.

Daftar Isi:

Apa itu Prototype?
Manfaat Prototype
Contoh Prototype
Tahapan Penerapan Prototype
FaQ Tentang Prototype
Refrensi

Mungkin teman - teman yang memiliki latar belakang seorang software engineer atau serupanya sudah tidak asing dengan prototype dalam pengembangan sebuah aplikasi.

Prototype merupakan salah satu tahapan dalam pengembangan produk yang digunakan untuk memberikan gambaran perancangan dari sebuah aplikasi berdasarkan ide yang telah ditentukan. Tapi apa sih sebenernya prototype itu?

Apa itu Prototype?

Prototype adalah salah satu tahapan dalam pengembangan produk dengan cara membuat representasi dari produk yang ingin dikembangkan berdasarkan ide yang sudah ditentukan. Tujuan dari pembuatan prototype adalah memberikan sebuah gambaran proses kerja serta untuk melakukan uji rancangan sebuah produk.

Pada saat pengembangan sebuah software atau aplikasi, tahapan pembuatan prototype ini sangat bermanfaat untuk mengetahui apakah proses kerja atau logic dari aplikasi-nya sudah sesuai berjalan dengan baik sesuai dengan ide yang ditentukan. Sehingga bisa mengurangi kesalahan sebelum aplikasi tersebut lanjut ketahap development.

Manfaat Prototype

Pembuatan prototype memberikan beberapa manfaat. Pertama penggunaan prototype dapat menghemat waktu dan biaya pengembangan produk. Dengan membuat versi awal aplikasi yang sederhana, pengembang dapat mendapatkan feedback dari pengguna lebih awal, mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan, dan menghindari pemborosan waktu serta biaya dalam pengembangan fitur yang tidak dibutuhkan, dengan menyajikan rancangan awal produk kepada pengguna, developer atau product manager dapat mengumpulkan feedback langsung tentang kebutuhan dan preferensi pengguna. Hal ini memungkinkan pada saat pengembangan sebuah produk dapat menyesuaikan desain dan fitur produk sesuai dengan keinginan pengguna.

Jika dibuat analogi kurang lebih seperti kita ingin liburan ke suatu tempat bersama teman atau keluarga, dengan kita bisa membuat rancangan destinasi liburan serta rute, dan biaya perjalanan secara detail, kita bisa jadi lebih matang dalam menentukan destinasi yang pasti akan kita kunjungi nantinya berdasarkan diskusi bersama.

Contoh Prototype

Ada dua jenis prototype yang mungkin banyak digunakan pada saat pengembagan sebuah aplikasi.

Low-Fidelity

Low fidelity prototype Unsplash Image by UX Store

Low-Fidelity atau biasa dikenal dengan Low-Fi adalah rancangan kasar dari aplikasi atau produk yang akan dikembangan. Low-Fidelity biasanya lebih sederhana, sedikit detail visual dan fungsionalitas minimal akan tetapi memiliki konten yang cukup ( seperti tata letak gambar, tombol icon dan lain sebagainya ) untuk menggambarkan konsep kepada orang lain.

High-Fidelity

High fidelity prototype by Freepik

High-Fidelity atau biasa dikenal dengan High-Fi adalah prototipe yang lebih mirip dengan produk akhir. Ini punya detail yang cukup tinggi secara visual, warna, elemen, serta lebih interaktif dibandingkan Low-Fidelity. High-Fidelity dikembangkan ketika Low-Fidelity sudah disepakati bedasarkan feedback yang dikumpulkan, dan High-Fidelity akan lebih fokus kepada detail visual dan fungsional yang nantinya akan lebih mudah dimengerti oleh pengguna karena hampir menyerupai produk asli.

Tahapan Penerapan Prototype

Penerapan prototype melibatkan beberapa tahapan untuk memastikan pengembangan produk yang efektif. Berikut adalah tahapan penerapan dari pembuatan sebuah prototype:

  • Perencanaan: Mengidentifikasi tujuan pembuatan prototype, target pengguna, dan fitur yang akan diuji atau dikembangkan.

  • Desain Konsep: Sketsa atau rancangan konsep awal produk. Fokus pada ide-ide kunci dan fungsionalitas yang ingin diuji melalui prototype.

  • Membuat Low-Fidelity Prototype: Versi sederhana dari prototype (Low-Fidelity). Ini bisa berupa sketsa tangan atau wireframe yang fokus pada struktur dasar dan alur penggunaan.

  • Pengumpulan Feedback: Diperlukan untuk meminta feedback dari tim atau rekan kerja. Ini membantu untuk mengidentifikasi perbaikan dan perubahan yang diperlukan.

  • Pengembangan High-Fidelity Prototype: Membuat design dengan detail visual, interaksi, dan elemen desain yang lebih rinci yang hampir menyerupai produk asli.

  • Uji Pengguna: Bertujuan untuk mengidentifikasi interaksi pengguna dengan produk dan peroleh feedback lebih lanjut untuk penyempurnaan.

  • Iterasi: Berdasarkan hasil uji pengguna, lakukan iterasi terhadap prototype dengan tujuan untuk memperbaiki masalah yang ditemukan dan terus tingkatkan kualitas produk.

  • Presentasi dan Validasi: Menjelaskan High-Fidelity yang sudah disempurnakan kepada tim developer, manajemen, atau pemangku kepentingan lainnya untuk mendapatkan kesepakatan dan feedback sebelum masuk ke tahan development.

  • Implementasi: Melakukan implementasikan desain dan fungsionalitas prototype ke dalam produk akhir setelah mendapatkan pesertujuan dan validasi berdasrkan tahap sebelumnya.

  • Evaluasi Lanjutan: Terus lakukan evaluasi produk setelah peluncuran untuk memastikan bahwa desain dan fungsionalitasnya memenuhi kebutuhan pengguna dan mengidentifikasi area perbaikan untuk pengembangan selanjutnya.

FaQ Tentang Prototype

Apakah Wajib Membuat Prototype?

Membuat prototype tidak selalu wajib setiap pengembangan produk, akan tetapi dalam mengembangkan sebuah produk pastinya akan memerlukan banyak hal, terutama tenaga dan biaya yang tidak sedikit, terlebih jika produk yang dikembangankan terjadi masalah dan tidak terdapat rancangan produk seperti prototype terlebih dahulu, pasti akan banyak hal semakin rumit terjadi. Dengan menerapkan prototype kita bisa mendapatkan hal positif seperti: validasi konsep, feedback pengguna, lebih terdokumentasi, mengurangi resiko, dan sebagai media komunikasi antar team.

Siapa Yang Bertugas Membuat Prototype?

Siapa saja bisa membuat prototype, akan tetapi sekarang sudah ada role khusus yang bertugas untuk membuat sebuah prototype, yaitu UI/UX Designer. Seorang UI/UX Designer memikiki tugas untuk melakukan research dan membuat prototipe berdasarkan product research yang dilakukan oleh product manager.

Apa Perbedaan Mockup dan Prototype?

Bisa dibilang antara mockup dan prototype memiliki kesamaan, singkatnya mockup adalah gambaran atau design yang bersifat statis namun realistis tentang tampilan dan penggunaan suatu produk atau fitur. Biasanya, mockup digunakan untuk memberikan gambaran visual awal tentang desain dan layout tanpa ada interaksi didalamnya. Sebaliknya, prototipe merupakan representasi yang lebih mendalam dan interaktif yang menunjukkan secara rinci bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan produk atau fitur baru. Prototipe memberikan pengalaman langsung tentang cara sesuatu bekerja, memungkinkan pengguna untuk merasakan secara lebih mendalam bagaimana fitur atau produk itu akan digunakan dalam situasi nyata. Jadi, sementara mockup lebih terfokus pada aspek tampilan, prototipe lebih menekankan pada pengalaman pengguna yang sebenarnya.


Refrensi

Penulis: Abdur Rofi

/ @mrofisr_

Hi folks, saya Abdur Rofi, seorang penjaga server cloud


Daftar newsletter skodev masukkan emailmu untuk dapat informasi menarik dari dunia koding