DISKON TERBATAS! Masukkan kupon "skillbaru" saat checkout di kelas apa saja
Skodev
Belajar coding dalam bahasa Indonesia
Pelajari apa itu Microservices dalam dunia pemrograman dan teknologi, bagaimana cara kerjanya, dan manfaatnya bagi pengembangan aplikasi modern.
Daftar Isi:
Pemrograman dan teknologi selalu berkembang dengan ide-ide baru untuk menciptakan sistem yang lebih efisien dan mudah diatur. Salah satu konsep yang telah menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir adalah Microservices. Konsep ini sering disebut-sebut ketika membahas arsitektur sistem aplikasi yang fleksibel dan skalabel.
Microservices adalah pendekatan arsitektural dalam pembangunan perangkat lunak, di mana aplikasi dibangun sebagai sekumpulan servis kecil yang berjalan secara mandiri dan berkomunikasi satu sama lain melalui API atau Application Programming Interfaces. Setiap servis bertugas menyelesaikan satu fungsi atau proses spesifik dan dapat dikembangkan, di-deploy, dan dikelola secara terpisah.
Baca juga apa itu monolithic architecture
Microservices memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan pendekatan monolitik tradisional. Karakteristik-karakteristik tersebut antara lain:
Setiap servis dalam microservices bertanggung jawab atas sebuah modul atau komponen tertentu dalam aplikasi. Hal ini memudahkan dalam proses pengembangan dan pemeliharaan.
Servis-servis berjalan secara mandiri, yang berarti bahwa perubahan pada satu servis tidak akan mempengaruhi servis lainnya. Ini sangat penting untuk meminimalisir downtime dan untuk mempercepat proses deployment.
Microservices memungkinkan kamu untuk me-scale aplikasi secara selektif. Artinya, kamu bisa meningkatkan kapasitas servis yang sedang mengalami beban tinggi tanpa harus me-scale seluruh aplikasi.
Adapun beberapa keuntungan menggunakan arsitektur microservices adalah:
Tim pengembangan dapat menggunakan bahasa pemrograman atau database yang berbeda sesuai dengan kebutuhan spesifik masing-masing servis.
Perubahan atau pembaruan pada sebuah servis dapat dilakukan tanpa perlu merilis ulang aplikasi secara keseluruhan, yang mengurangi risiko kesalahan pada saat deployment.
Ketika satu servis mengalami masalah, servis lain bisa tetap beroperasi tanpa gangguan, yang menjaga aplikasi untuk tetap berjalan.
Namun, microservices juga memiliki tantangan, di antaranya adalah:
Dengan banyaknya servis yang berjalan, dibutuhkan alat manajemen yang baik untuk memonitor dan memastikan semua servis bekerja sebagaimana mestinya.
Memastikan komunikasi yang lancar antarservis adalah kunci, sehingga sering kali memerlukan implementasi pattern tertentu seperti API Gateway atau Service Mesh.
Pengujian bisa menjadi lebih rumit karena setiap servis mungkin memiliki dependencies dan versi yang berbeda-beda.
Dalam dunia pemrograman atau teknologi, microservices telah menjadi sebuah paradigma yang memungkinkan organisasi untuk mengembangkan sistem yang lebih dinamis dan mudah diadaptasi dengan perubahan. Meski demikian, kesuksesan implementasi microservices sangat bergantung pada pemahaman yang mendalam tentang konsep ini dan kesiapan organisasi dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada.