Diskon kelas baru hingga 25%! Masukkan kupon "lebihcepat" di kelas ini

X
Logo Koala Skodev mengetik

Skodev

Belajar coding dalam bahasa Indonesia

APA ITU
monolithic architecture
Pengertian dan Informasi

Penjelasan tentang monolithic architecture dalam teknologi, meliputi karakteristik dan kegunaannya dalam pengembangan perangkat lunak, serta perbandingan dengan arsitektur lain.

Daftar Isi:

Apa itu Monolithic Architectur...
Karakteristik Monolithic Archi...
Manfaat dan Kekurangan Monolit...
Perbandingan dengan Arsitektur...

Dalam dunia pemrograman dan teknologi, kita sering mendengar istilah “monolithic architecture” atau arsitektur monolitik. Ini adalah cara klasik dalam merancang dan membangun aplikasi perangkat lunak. Tapi, apa sebenarnya monolithic architecture itu? Mari kita pahami lebih dalam.

Apa itu Monolithic Architecture

Monolithic architecture adalah pendekatan dalam pengembangan perangkat lunak di mana semua komponen aplikasi terpadu dalam satu paket atau unit yang sama. Dalam arsitektur ini, fungsi seperti input data, pemrosesan data, dan antarmuka pengguna biasanya terikat erat dan berjalan dalam satu proses bersama. Arsitektur ini memungkinkan aplikasi dijalankan dan dikelola sebagai satu entitas yang tunggal.

Karakteristik Monolithic Architecture

Satu Basis Kode

Aplikasi monolitik biasanya memiliki satu basis kode (codebase) dimana seluruh kode aplikasi dan fiturnya terletak. Ini membuat proses pembangunan dan pemeliharaannya menjadi sederhana karena hanya berurusan dengan satu sistem.

Penyebaran Sederhana

Karena hanya terdiri dari satu unit, proses penyebaran (deployment) aplikasi monolitik cenderung lebih mudah. Kamu hanya perlu menyalin dan menjalankan salinan unit tersebut di server tujuan.

Ketergantungan Tinggi

Semua komponen aplikasi saling bergantung satu sama lain. Jika satu bagian mengalami masalah, bisa mengakibatkan keseluruhan aplikasi mengalami gangguan.

Skalabilitas Vertikal

Aplikasi monolitik biasanya di-scaling secara vertikal, yang berarti meningkatkan sumber daya pada server yang sama (misalnya CPU atau memori) untuk menangani beban kerja yang lebih berat.

Manfaat dan Kekurangan Monolithic Architecture

Manfaat Monolithic Architecture

  • Kemudahan Pengembangan: Awalnya, monolithic architecture menyederhanakan proses pengembangan aplikasi, terutama untuk aplikasi kecil hingga menengah.
  • Tes Terpusat: Semua fitur aplikasi dapat diuji secara bersamaan dalam satu lingkungan.
  • Pemeliharaan Sederhana: Selama aplikasi belum terlalu besar, pemeliharaan bisa dilakukan dengan lebih mudah dibandingkan dengan arsitektur terdistribusi seperti microservices. Baca apa itu microservices

Kekurangan Monolithic Architecture

  • Kesulitan dalam Skalabilitas: Seiring berkembangnya aplikasi, menambah sumber daya bisa menjadi lebih kompleks dan mahal.
  • Resiko Downtime: Jika ada satu bagian yang error, keseluruhan aplikasi bisa terpengaruh.
  • Keterbatasan Teknologi: Sulit untuk mengimplementasikan teknologi baru ke dalam aplikasi yang sudah ada karena bisa memerlukan penulisan ulang kode yang besar.

Perbandingan dengan Arsitektur Lain

Monolithic vs Microservices

  • Microservices adalah pendekatan di mana aplikasi dibagi menjadi serangkaian layanan kecil yang bisa dikembangkan, diuji, dan dikerahkan secara individu. Ini membantu dalam skalabilitas dan mengurangi ketergantungan antar komponen.
  • Monolithic dapat cocok untuk proyek-proyek yang lebih kecil dan sederhana, sementara microservices lebih menguntungkan untuk aplikasi besar dan kompleks yang membutuhkan skalabilitas.

Dalam mengambil keputusan antara monolithic dan arsitektur lain seperti microservices, penting untuk mempertimbangkan ukuran dan kompleksitas dari aplikasi yang akan dibangun, serta sumber daya yang tersedia. Masing-masing arsitektur memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri, serta konteks penggunaan yang optimal berbeda-beda.


Daftar newsletter skodev masukkan emailmu untuk dapat informasi menarik dari dunia koding